Ukraina, Notis.id- Tak hanya perang, Ukrania kinia berhadapan dengan mimpi buruk lain, tercatat hampir 100 kota dan desa terdampak banjir akibat jebolnya bendungan di bagian selatan Ukraina. Ribuan orang dievakuasi,
Ukraina dan Rusia saling tuding sebagai pihak yang bertanggungjawab atas yang terjadi di bendungan tersebut. Siapapun itu, hal ini telah menjadi bencana yang dirasakan masyarakat umum.
“Ini adalah bencana ekologis yang sangat besar,” ujar anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Goncharenko seperti yang dilansir media BBC. Dirinya menjelaskan ada lebih dari 150 ton oli mesin yang berasal dari bendungan dekat Kota Nova Kakhovka telah mencemari air.
Malangnya, karena hal ini bisa saja akan lebih banyak bencana yang datang. “Dampaknya akan terasa hingga puluhan tahun.” Sambungnya.
Dirinya memperingatkan bahwa puluhan ribu nyawa terancam di kedua sisi Sungai Dnipro -termasuk di wilayah pendudukan Rusia di Ukraina sebelah selatan dan di Kota Kherson bagian utara yang direbut kembali oleh Ukraina pada November lalu.
“Kami melihat dengan mata kepala sendiri ketinggian air terus meningkat. Kita juga bisa melihat air bergerak sangat cepat. Menghancurkan jembatan dengan konsekuensi mengerikan seperti itu sungguh sangat kejam.”
Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengungkapkan banjir besar akan datang dalam beberapa jam ke depan. Dia berkata setidaknya 17.000 orang telah dievakuasi sekaligus memperingatkan bahwa lebih dari 40.000 orang terancam terendam banjir.
“Mendekati, apalagi mengambil foto atau video, sangat berbahaya. Mereka (tentara Ukraina) bilang siap menembak tanpa peringatan,” ucap seorang warga, Hlib.
“Jika Anda mencoba pergi ke suatu tempat yang tidak mereka izinkan, mereka segera mengarahkan senapan mesin ke hadapan Anda,” kata warga lainnya.
Selasa (06/06) dalam pidatonya di Bucharest Nine – pertemuan puncak yang menyatukan negara-negara di perbatasan timur NATO – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, merinci dampak langsung dari bencana banjir ini.
“Setidaknya 100.000 orang tinggal di daerah ini sebelum invasi Rusia. Setidaknya puluhan ribu orang masih ada. 80 kota dan desa terendam banjir.” Ucap Volodymyr Zelensky.
Presiden Zelensky, yang pada Oktober lalu mengeklaim bahwa Rusia merencanakan untuk meledakkan bendungan Kakhovka, memperingatkan bahwa evakuasi hanyalah konsekuensi awal. Presiden Zelensky mengatakan bendungan yang dikuasai Rusia di Sungai Dnipro dihancurkan oleh ledakan internal, tetapi Rusia bersikeras tembakan dari Ukraina yang menghancurkan bendungan itu. (Reuters)
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, menyebut jelas bahwa warga sipil di kedua sisi perang yang harus menghadapi dampak dari ancaman banjir. “Penghancuran Bendungan Kakhovskaya hari ini menempatkan ribuan warga sipil dalam bahaya dan menyebabkan kerusakan serius pada lingkungan. Ini adalah tindakan keterlaluan yang sekali lagi menunjukkan kekejaman perang Rusia di Ukraina.”ucapnya. (Adl/Lmn)
© Copyrights by Notis.id. All Rights Reserved.